Selasa, 22 April 2014

RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN



gbr_rangkian_sistem_pengisian
gbr_rangkian_sistem_pengisian2


Gambar : Rangkaian Sistem Pengisian dengan Alternator Enam Diode Daya dan Regulator Tegangan Tipe Dua Point Dua Relai.


Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.


CARA KERJA :

1.  Kunci Kontak “ON” Mesin Mati.

Arus medan mula mengalir dari B+ baterai ==> kunci kontak ==> terminal IG regulator ==> titik kontak PL1 ==> titik kontak PL0 ==> terminal F regulator ==> terminal F alternator ==> sikat ==> slip ring ==> kumparan medan/rotor ==> slip ring ==> terminal E alternator ==> masa, ==>==>==>kumparan medan menjadi magnet.


Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak lampu kontrol pengisian terminal L regulator titik kontak P0 titik kontak P1 terminal E regulator masa, lampu menyala.


2.  Mesin Hidup : Kecepatan Rendah Sampai Sedang

Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan beban kelistrikan mobil. Arus medan mengalir dari B+ alternator ==> kunci kontak ==> terminal IG regulator ==> titik kontak PL1 ==> titik kontak PL0 ==> terminal F regulator ==> terminal F alternator ==> sikat ==> slip ring ==> kumparan medan/rotor ==> slip ring ==> terminal E alternator ==> masa.
Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator.
Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R, akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke kontak PL1, arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi ==> kontak PL0 lepas kembali ==> demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt.



3.  Mesin Hidup : Kecepatan Sedang Sampi Tinggi

Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4 volt,  ang berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan tetap 14,4 volt.


Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator turun ==> kontak gerak PL0 lepas kembali ==> arus medan besar lagi ==> tegangan keluaran naik lagi ==> kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 ==> demikian seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0 dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.



Untuk lebih jelasnya cara kerja dari sistem pengisian dapat dilihat berikut ini.......

... PLAYING ANIMATION CHARGING SYSTEM ...

REGULATOR
Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output) alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap perubahan putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8 volt, untuk tegangan sistem 24 volt tegangan regulasi pada 28 volt Untuk meregulasi tegangan keluaran alternator dilakukan dengan cara mengatur arus yang mengalir ke kumparan rotor (arus medan).


regulator
Regulator


Regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F alternator.

Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan (kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga phase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat dialiri arus.


prinsip kerja regulator
Prinsip kerja regulator


Agar dapat lebih memahami tentang regulator, referensi berikut ini perlu untuk di lihat.......


... PLAYING VIDEO ...
ALTERNATOR


Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi baterai.


PRINSIP KERJA ALTERNATOR


Prinsip kerja alternator


Gambar : Prinsip Kerja Alternator



Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan diputarkan dalam medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang arah alirannya secara konstan berubah-ubah dan untuk mengubahnya menjadi arus searah diperlukan sebuah komutator atau dioda dan sikat-sikat. Ini adalah untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap stator koil. Armatur dengan komutator dapat diputarkan di dalam kumparan. Akan tetapi, konstruksi armatur akan menjadi rumit dan tidak dapat diputarkan pada kecepatan tinggi. Kerugian yang lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui komutator dan sikat (brush), maka keausan akan cepat terjadi karena adanya lompatan bunga api.

Untuk mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan menyearahkan arus bolak-balik yang dihasilkan oleh stator koil tepat sebelum dijadikan output dengan menggunakan komutator atau dioda, atau dengan cara mengganti putaran stator coil dengan memutarkan magnet di dalam kumparan. Semakin besar volume listrik yang dibangkitkan di dalam kumparan, maka kumparan semakin panas dikarenakan aliran arus. Oleh karena itu, pendinginan akan menjadi lebih baik kalau stator koil ditempatkan di luar dengan rotor koil berputar di dalamnya. Untuk tujuan itulah maka alternator mobil menggunakan kumparan pembangkit (stator koil) dengan magnet berputar (rotor koil) didalamnya.



KONSTRUKSI ALTERNATOR

Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang membangkitkan elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula sikat arang yang mengalirkan arus ke rotor koil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran rotor dan fan/kipas untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan belakang),


komponen alternator
Komponen Alternator




a.  Rotor
Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga disebut dengan rotor coil), slip ring dan rotor shaft. Field coil digulung dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan, salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip ring/cincin gesek tersebut dari logam seperti stainless steel dengan permukaan yang berhubungan dengan brush dikerjakan sangat halus. Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft.


rotor
Rotor



b. 
Stator Stator terdiri dari stator core/inti stator dan field coil/kumparan medan dan diikat oleh rumah bagian depan serta belakang. Stator core terdiri dari lapisan steel plating yang tipis (inti besi berlapis). Di bagian dalamnya terdapat slot tempat masuknya tiga buah stator coil/kumparan yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja sebagai saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang dari pole core ke stator coil.

stator
Stator



c.  Diode
Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas sehingga plat dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode menjadi terlalu panas.


diode
Diode



Untuk memperdalam pemahaman konstruksi dari alternator dapat melihat pada manual dan cuplikan video berikut ini............


... PLAYING VIDEO ...
 







... VIDEO KOMPONEN ALTERNATOR ...


VIDEO PART I




VIDEO PART II





VIDEO PART III




BATERAI

Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara. Baterai mempunyai kotak yang terbuat dari ebonite atau dammar sintetis, bertugas untuk memegangi sel dan penampung sintetis , bertugas untuk memegangi sel dan penampang eletrolit, reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai, sel-sel tersebut dihubungkan secara seri dengan demikian tegangan listrik yang tebangkit sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel.

Dalam baterai terdapat dua macam plat yaitu plat positif dan plat negative, plat ini berbentuk kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam atau campuran dari timah hitam dengan antimony dan ditambah dengan bahan yang aktif sehingga menambah daya penyimpanan.


Baterai terdiri dari beberapa sel-sel yang dihubung secara seri, Setiap sel mempunyai plat / elektrode positif (PbO2) berwarna coklat dan plat / elektrode negatif (Pb) berwarna abu-abu yang terendam dalam elektrolit (H2SO4). Antara plat positip dan negatip dipisahkan dengan separator dari ebonit berpori dan serat serat gelas, Setiap sel mengahsilkan 2 volt sehingga untuk 12 volt perlu 6 sel yang dihubung seri.



BAGIAN-BAGIAN DARI BATERAI



Bagian - bagian baterai


Gambar : Bagian - Bagian Baterai



SPESIFIKASI BATERAI

Pada baterai tertulis spesifikasi 12 Volt – 65 AH. Itu artinya bahwa 12 Volt adalah tegangan jepit baterai, 65 AH adalah besar kapasitas baterai. Kapasitas baterai adalah besaran yang menyatakan jumlah muatan energi listrik dengan satuan Amper Hour (AH).
Kapasitas baterai tergantung dari jumlah plat-plat baterai, jumlah bahan aktif PbO2 & Pb pada plat-plat baterai dan luas penampang plat-plat baterai yang terendam elektrolit. Kapasitas baterai menentukan besar kecilnya ukuran baterai.


Agar dapat lebih memahami tentang baterai, perhatikan video berikut ini.......




... PLAYING VIDEO ...






KUNCI KONTAK

Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini :



Tampak samping depan
tampak samping depan
Tampak belakang
tamapak belakang

Gambar : Kunci Kontak


Minggu, 20 April 2014

!........Sistem Pengisian .......!


A. Kegunaan Sistem Pengisian
Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati.
Sistem pengisian merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam baterai atau aki, atau bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah hidup.

Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar bateraitetap terisi penuh.


Jadi sistem pengisian pada kendaraan memilik fungsi utama diantaranya :
1. Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik mobil saat mesin hidup,
2. Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu siap pakai.


diagram fungsi sistem pengisian

Suatu system pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Daya total beban tidak boleh menelihi daya maksimal alternator jika berlebihan menyebabkan baterai "tekor“.
2. Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt.
3. Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban alternator.
4. Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem sekecil muingkin.


B.
Komponen - Komponen Sistem Pengisian Pada Kendaraan
Sistem pengisian memiliki beberapa komponen utama, antara lain

1. Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain).



Read more   Read more........
  
2. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara.


Read more   Readmore........
  
3. Lampu CHG
Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa system pengisian bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati.


Read more   Read more........

4. Alternator
Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi baterai.


Read more   Readmore........

5. Regulator
Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output) alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap perubahan putaran dan beban.
Jadi regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F Alternator.



Read more   Readmore........


C.
Rangkaian Sistem Pengisian
Rangkaian sistem pengisian baterai kendaraan dengan alternator dan regulator konvensional :


gbr_rangkian_sistem_pengisian
gbr_rangkian_sistem_pengisian2
gbr_rangkian_sistem_pengisian3

Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.
 

Read more   Readmore........

Jumat, 14 Maret 2014

Cara Reset BIOS Motherboard Komputer

Cara Reset BIOS Motherboard Komputer ini merupakan salah satu langkah dasar yang seringkali dilakukan dalam proses perbaikan komputer. Meskipun saya yakin sebagian besar pembaca blog catatanteknisi ini telah mengetahui bagaimana cara mereset BIOS komputer yang benar, tetapi ga ada salahnya  saya tulis kembali dalam catatan kali ini.

Meskipun terlihat sepele, tetapi langkah mereset BIOS yang salah dapat menyebabkan BIOS atau komponen motherboard lainnya rusak, setidaknya itulah yang pernah saya alami. Berikut adalah langkah-langkah cara mereset BIOS yang benar yang saya kutip dengan beberapa perubahan dari artikel Cara Reset BIOS majalah Chip edisi 02/2012.


cara reset BIOS

Langkah-langkah  Cara Reset BIOS Komputer:

  1. Pastikan Komputer sudah tidak terhubung ke sumber listrik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mencabut kobel power dari stop kontak dan juga mencabut kabel power supply (24-pin power cable) dari motherboard komputer.

  2. Tunggu beberapa saat untuk memastikan arus listrik telah hilang. Untuk mempercepat hilangnya (membuang) sisa arus listrik pada motherboard tersebut, kita dapat menekan tombol power on pada komputer.

  3. Cari tombol atau jumper yang bertuliskan CLR CMOS. Untuk jumper ini ada yang terdiri dari 3 pin dan 2 pin. Untuk meng-clear CMOS atau mereset BIOS, tekan tombol reset tersebut. Untuk yang tipe jumper 3 pin, pindahkan posisi jamper ke sisi lainnya sedangkan tipe jumper 2 pin, maka kita tinggal menjumper kedua pin tersebut, klo kesulitan mencari jumper standar, gunakan saja obeng untuk menjumper pin tersebut. Intinya adalah agar kedua pin menjadi terhubung (short). Biarkan beberapa detik dalam posisi tersebut.

  4. Setelah itu pindahkan kembali posisi jumper ke posisi semula untuk yang tipe 3 pin atau cabut jumper untuk tipe 2 pin. Masukan kembali kabel power supply motherboard. Pastikan semua terangkai dengan benar kemudian barulah menghubungkan komputer ke listrik PLN. 

  5. Nyalakan kembali komputer. Apabila reset BIOS berhasil maka setingan BIOS akan kembali ke posisi semula. Dan pada kasus kerusakan komputer tidak bisa booting, setelah BIOS di reset, biasanya komputer akan bisa booting kembali.

  6. Apabila reset BIOS tidak berhasil, lakukan kembali langkah 1-2, kemudian cabut baterai BIOS dan lakukan kembali langkah 3-5.

  7. Apabila berhasil juga, ulangi kembali langkah 1-2, cabut semua kabel power supply pada motherboard, lepas baterai BIOS dan Memory (RAM) Komputer. Ulangi langkah 3-5.

  8. Langkah terakhir untuk mereset BIOS apabila cara diatas belum berhasil juga adalah kembali lakukan langkah 1-2, kemudian lepas semua komponen pada motherboard yaitu Processor, RAM dan Card tambahan lainnya seperti VGA Card. Bersihkan kembali motherboard dari kotoran dan ulangi langkah 3 diatas, kali ini diamkan dulu selama 30 menit. Kemudian baru ulangi langkah 3-5.

Demikianlah langkah-langkah cara reset BIOS pada motherboard komputer. Semoga berhasil...