RANGKAIAN SISTEM
PENGISIAN
Gambar : Rangkaian Sistem Pengisian dengan
Alternator Enam Diode Daya
dan Regulator
Tegangan Tipe Dua Point Dua Relai.
Pada
rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu
bagian regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian).
Relai tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N)
yang berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan
menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.
CARA KERJA :
1. | Kunci Kontak “ON” Mesin Mati. |
Arus
medan mula mengalir dari B+ baterai ==> kunci kontak ==> terminal
IG regulator ==> titik kontak PL1
==> titik kontak PL0 ==> terminal F
regulator ==> terminal F alternator ==> sikat
==> slip ring ==> kumparan medan/rotor ==> slip
ring ==> terminal E alternator ==> masa,
==>==>==>kumparan medan menjadi magnet.
Arus
lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak lampu
kontrol pengisian terminal L regulator titik kontak P0
titik kontak P1 terminal E
regulator masa, lampu menyala.
|
2. | Mesin Hidup : Kecepatan Rendah Sampai Sedang |
Alternator
lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai
dan beban kelistrikan mobil. Arus medan mengalir dari
B+ alternator ==> kunci kontak ==> terminal IG regulator
==> titik kontak PL1 ==> titik
kontak PL0 ==> terminal F regulator
==> terminal F alternator ==> sikat ==> slip
ring ==> kumparan medan/rotor ==> slip ring
==> terminal E alternator ==> masa.
Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator. Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R, akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke kontak PL1, arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi ==> kontak PL0 lepas kembali ==> demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt. |
3. | Mesin Hidup : Kecepatan Sedang Sampi Tinggi |
Bila
kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah
naik diatas 14,4 volt, ang berarti juga tegangan sinyal regulasi
yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik. Akibatnya
kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar
yang mampu menarik kontak PL0 hingga
melayang (berada di
tenggah-tenggah
kontak PL1 dan PL2).
Akibatnya arus medan melewati tahanan R tetapi karena
kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran
alternator akan tetap 14,4 volt.
Bila
kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga
bertambah naik hingga 14,8 volt.
Pada
tegangan tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik
kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga
menempel pada titik kontak PL2
akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan keluaran alternator
turun ==> kontak gerak PL0 lepas
kembali ==> arus medan besar lagi ==> tegangan
keluaran naik lagi ==> kontak gerak PL0
menempel lagi pada PL2 ==>
demikian seterusnya terjadi putus hubung antara kontak gerak PL0
dan kontak PL2 sehingga
tegangan keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8
volt.
|
Untuk lebih jelasnya cara kerja dari sistem pengisian dapat dilihat berikut ini.......
...
PLAYING ANIMATION CHARGING SYSTEM ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar